KARTIKA KALENDER SUNDA : Etnomatematika dalam ๐๐ข๐ฌ๐ญ๐๐ฆ ๐๐๐ง๐๐ง๐ ๐ ๐๐ฅ๐๐ง ๐๐๐ง ๐๐๐ง๐ข Tari
Etnomatematika dalam ๐๐ข๐ฌ๐ญ๐๐ฆ ๐๐๐ง๐๐ง๐ ๐ ๐๐ฅ๐๐ง ๐๐๐ง ๐๐๐ง๐ข Tari
Sebuah bangsa menjadi besar karena pondasi budaya yang mengakar kokoh. Adanya berbagai kelompok masyarakat yang beragam, keragaman budaya di Indonesia merupakan sebuah potensi yang perlu di manfaatkan agar dapat mewujudkan kekuatan yang mampu menjawab berbagai tantangan saat ini seperti melemahnya budaya lokal sebagai bagian dari masyarakat.
Hal ini di khawatirkan akan menurunnya kebanggaan nasional yang dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
TARI sebagai pendidikan sudah menjadi salah satu fungsi tari. Tari sebagai salah satu bentuk pendidikan seni mengandung sikap estetis yang berguna. Di mana untuk membentuk manusia sebagai pribadi yang memperhatikan lingkungan sosial, budaya dan hubungan dengan Tuhan.
Kalender nasional dan kalender tradisional agaknya masih hidup berdampingan. Seringkali keduanya memang memiliki fungsi dan makna yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Menariknya, yang disebut sebagai kalender tradisional bukan mustahil sesungguhnya merupakan buah kreativitas dinamik dari masyarakat etnis tertentu terhadap sistem kalender tertentu, yang sesungguhnya berasal dari luar Indonesia. Artinya, dalam proses adopsi ini pasti terdapat fenomena “pe-lokalisasi-an” secara kreatif.
Ya, kalender tertentu itu bukan hanya semata diadopsi secara serta-merta oleh kelompok etnis pengguna, melainkan juga telah diadaptasikan dengan konteks lokal setempat.
Setelah diadopsi, juga diadaptasi sedemikian rupa. Barulah, kalender itu dalam proses perjalanannya lekat menjadi bagian pembentuk representasi identitas dan jati diri etnis penggunanya.
Sebagai contoh, dalam Etnomatematika merupakan cara-cara khusus yang dipakai oleh suatu kelompok budaya atau masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Aktivitas matematika adalah aktivitas yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika atau sebaliknya, yang meliputi aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, membuat pola, membilang, menentukan lokasi, bermain, menjelaskan, dan sebagainya.
๐๐๐ง๐ข ๐ญ๐๐ซ๐ข ๐๐๐ง ๐ค๐๐ฅ๐๐ง๐๐๐ซ ๐ญ๐ซ๐๐๐ข๐ฌ๐ข๐จ๐ง๐๐ฅ ๐ฌ๐๐๐๐ ๐๐ข ๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ญ๐๐ก๐๐ง๐๐ง ๐๐ฎ๐๐๐ฒ๐
Prof. Dr. Endang Caturwati, ๐.๐.๐., ๐.๐. ๐๐๐๐๐โ ๐บ๐ข๐๐ข ๐ต๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐ข๐๐๐ข๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ผ๐๐ ๐ก๐๐ก๐ข๐ก ๐๐๐๐ ๐ต๐ข๐๐๐ฆ๐ ๐ผ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ (๐ผ๐๐ต๐ผ) ๐ต๐๐๐๐ข๐๐; Pemrakarsa Citra Perempuan Nusantara (๐๐๐๐ข๐๐๐ก๐๐ ๐ค๐๐๐โ ๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐)
Di tengah kesibukannya sebagai seorang birokrat, Wanita yang puluhan tahun menggeluti dunia seni tari membuatnya lebih mencintai budaya Indonesia. Dengan keragaman kultur, Endang Caturwati mengakui kekayaan seni tari Nusantara. Tak berhenti di situ, Wanita yang pernah menjabat sebagai Rektor ISBI Bandung ini ternyata karyanya itu memiliki makna filosofis yang cukup dalam.
"๐บ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐”
SELAMAT dan SUKSES Prof.
Komentar